Friday, November 26, 2010

when you scream ice scream

Rengekan, sesekali jeritan, melejit secepat kilat dari balik canopy stoller mahal yang terburu-buru melesat di dorong jari lentik terawat. Tangga-nada-pecah membahana ngalah-ngalahin alunan tentram dari speaker central mol. “eskliiiimmmm…eessskliiiiimmmmmm!!!”
Sesekali ada “huu huuu huuuaaaa!!”.
Tapi lebih sering: “esskliiiimmmm…. esskliiimmmm!!”

Urat-urat biru tampak jelas menerawang dari kulit tangan bening yang menggenggam erat pegangan kereta beroda. Genggaman yang kuat. Jari-jarinya menggenggam geram.

Wajah porselennya keliatan tenang. Pintar dia melempar segunung murka dan kesal hatinya pada sebentuk gagang metal tipis berlapis kulit import. Beruntung benda itu high quality. Sehingga hantaman sporadis dalam interval-interval pendek itu bisa di telannya walau sering tersedak. Sampai pada batas kemampuannya. Setiap titik tertinggi akan pindah ke bawah pada saatnya.

Langkah kakinya makin tergesa. Jari lentik itu makin mencengkeram erat . Backsound tangga nada pecah makin tumpah ruah. Segalanya sudah sampai di ubun-ubun toleransi apapun di alam semesta ini. Setiap titik tertinggi akan pindah ke bawah pada saatnya. Dan...


BRAKK!!


Jari lentik mengepal itu barusan mendarat sangat kasar pada gagang tipis berlapis kulit import. Genggaman kuat itu melemas. Langkah tergesa-gesanya berhenti. Tangga-nada-pecah seketika berhenti membahana.



.......

Lalu hanya alunan tentram dari speaker mol. Senyuman di muka dan perasaan cinta. Dua orang manusia beda dasawarsa menikmati eskrim masing-masing dalam genggamannya.

No comments:

Post a Comment